Namun, mulai saat ini, pengguna game itu harus hati-hati. Sebab, bocoran dokumen rahasia Badan Keamanan Nasional AS (NSA) terbaru menunjukkan NSA bersama mitra intelijennya asal Inggris, GCHQ, secara rutin mengumpulkan data personal pengguna dari game ini.
Bocoran itu disampaikan oleh mantan kontraktor NSA, Edward Snowden. Dokumen juga mengungkapkan, NSA dan mitranya telah mengumpulkan informasi pengguna dari aplikasi mobile lain sejak 2007 silam.
Untuk skala pengumpulan informasi data pengguna dilaporkan belum jelas. Tapi, pengumpulan data meliputi pemetaan, gaming, aplikasi sosial media. Dalam aksinya, NSA disebut-sebut menggunakan teknik yang sama dalam menyusupi trafik mobile Internet dan data pesan teks.
Tercatat Penyadapan Sejak 2012
Laporan mitra intelijen NSA ini juga mengatakan, pada tahun 2012 silam, NSA telah menyadap informasi pengguna Angry Bird dari ponsel Android. Namun, GCHQ memilih bungkam soal penyadapan itu dan berkilah semua aktivitas yang dijalankan selama ini terotorisasi.
Bocoran ini seakan mematahkan klaim badan pemerintah AS itu yang menyatakan tidak tertarik mengumpulkan data selain target teroris yang telah ditetapkan. Salah satu dokumen GCHQ tahun 2008 menunjukkan pengawasan secara efektif berjalan pada pengguna Google Maps.
Dokumen NSA lain juga menggambarkan "gumpalan emas," sebuah portofolio sempurna yang memungkinkan analis NSA bisa mendapatkan informasi secara leluasa dari berbagai aplikasi termasuk jaringan ponsel yang terkoneksi, dokumen yang telah diunduh, website yang telah dikunjungi sampai daftar teman target yang diinginkan.